Drama Pindahan Rumah

Setelah sembilan bulan kerja dari rumah dan ke depannya sepertinya masih lama lagi untuk balik kerja ke kantor fisik, akhirnya gue memutuskan untuk mengisi rumah baru gue yang sudah gue cicil via KPR selama lima tahun terakhir. (cicilannya masih 15 tahun lagi wak, sad).

Rumah ini sudah 3 tahun gue kontrakin ke orang lain. Walhasil seperti kebanyakan rumah lainnya, kondisinya jadi kotor dan banyak retak sana sini.

Sebagai manusia perfeksionis super gengges, tentu saja gue tidak menyukai hal-hal yang tidak sedap dipandang. Maka gue memutuskan untuk merenovasi rumah gue yang masih ala kadarnya ini. (in this economy? yes i know, i cry inside. good bye tabungan).

Tampak depan yang memang seperti rumah ga keurus

Dan yang paling minimalis tentu saja dapurnya. Karena kalau beli rumah KPR tentu saja kisanak tidak akan mendapatkan dapur macam di IKEA atau acara rumah impian di tivi. Alias jangan banyak mau.

Goal gue sederhana sekali. Yang penting rumah ini rapih dan layak untuk ditinggali. Namun sayangnya, di dunia properti konsep “rapih” sama dengan harus punya pagar, kitchen set, dicat ulang, dibobok, dikasih atap, dibuat ruang depan, dan seterusnya dan seterusnya. Hal tersebut tentu saja membuat bengkak pengeluaran dan memakan waktu juga energi. Yang mana ini masuk ke dalam 100 hal yang gue benci di dunia ini di posisi 15. Mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak pernah gue ketahui sebelumnya or I take it for granted before.

Karena pengetahuan gue yang minim tentang rumah akhirnya gue serahkan urusan itu ke orang tua gue. Maka gue fokuslah ke hal-hal yang bisa gue kontrol. Gue mau beli furniture untuk isi rumah.

Seperti manusia berakal lainnya tentu saja gue udah buat list kebutuhan dengan riset perbandingan harga-harga di e-commerce dan marketplace.

Tapi karena posisinya rumah gue masih harus nunggu tukang yang di import langsung dari Sukabumi. Maka gue harus menunggu sekitar satu minggu lagi untuk bisa eksekusi. In other hand, ya allah gusti nu agung, rumah ini tuh panas bukan main. Sinar matahari kayak lagi magang di depan rumah gue. Efeknya: gue jadi emosian dan kerjaan jadi ga beres-beres.

Maka hemat gue, sekarang gue hanya butuh hunian sementara yang tidak panas dan bisa membantu produktivitas gue bekerja.

Maka yang paling esensial yang harus gue beli adalah:

  1. Kursi kerja. (karena gue udah punya meja dan butuh bangku yang proper untuk duduk seharian).
  2. AC. (sudah dijelaskan sebelumnya).
  3. Dispenser. (duh, buat minum of course).

Maka si pejuang drama pindahan rumah ini pergilah ke informa, ace hardware, dan electronic city dengan ‘polosnya’.

Dan sebenarnya di sini lah drama kehidupan gue dimulai.

Pertama, yang gue cari tentu saja adalah kursi kerja. Gue udah cukup lama naksir kursi kerja di informa. Maka gue ke sana dengan hati gembira untuk akhirnya memiliki alasan kuat untuk membelinya.

aku yang tak pernah berada di kumpulan HOT DEALS sepanjang hidupku.

Gue naksir bangku hijau yang ada difoto gue di atas. Karena luas (gue gendut jadi butuh space yang mumpuni), empuk, dan enak untuk bersandar (selain agama tentu saja).

Ketika gue mau bayar, kisanak tau apa yang terjadi?

Hanya sisa satu dan itu pun untuk display. Walhasil tidak bisa kubeli. Maka ku beralih ke kursi kerja basic seperti yang ada di kantor pada umumnya.

yang loh kok dipake sama si eneng terus? kan gue yang beli perasaan.

Beginilah bentukan si basic bitch.

gambar diambil dari carousel. tapi model bangkunya seperti ini.

Dengan harga 738,000.

Ditambah dengan biaya ongkir sendiri pakai grab send 20 ribu. Dan tentu saja membuat member informa membayar 100,000 untuk garansi. Untung saja karyawan tokonya mau ngebantu untuk masangin si kursi itu. Karena kalau aku yang masangin dari nol wah baru tahun 2022 jadinya.

Yang paling bete adalah saat mau buat membership informa adalah gue harus download app nya yang di ios. Yang appnya super jelek banget, karena kok ya ga keliatan teksnya. MOHON MAAP? APA SAYA TERLIHAT SEPERTI DEDDY KOBUZET YANG BISA BACA TANPA MELIHAT?

Akhirnya gue menghabiskan waktu selama sejam menerka-nerka apa yang ada di dalam homepage tersebut. Tentu saja gue ga mau ribet sendiri, akhirnya gue mengajak si mbak kasirnya untuk membantu gue.

Sejam berlalu, kami gagal tentu saja. Untung saja si mas karyawan satu lagi meminjamkan handphone androidnya dan hanya dalam waktu lima menit semuanya beres. Huff letih sekali wak.

Lalu saat kursi kerja itu gue bawa ke rumah kisanak tau apa yang terjadi?

KOK

KEKECILAN?

Padahal pas dicoba di tokonya masih muat loh, kak.

APAKAH DALAM JARAK WAKTU 15 MENIT, ADA SIGNIFIKASI PENAMBAHAN LEBAR PANTAT GUE? YA GA DONG, NYET!

KENAPA SIH HAL-HAL KAYAK GINI SERING BANGET KEJADIAN DI HIDUP GUE????

Sebenarnya masih muat gue pake sih, tapi ga nyaman aja. Jadi dengan berat hati gue sepertinya akan ngasih kursi kerja itu ke si eneng buat dibawa ke kosannya di Bandung pas kuliah nanti. Hiks.

Anyway, setelah dari Informa gue lanjut lagi ke Electronic City dan Ace Hardware untuk beli AC dan Dispenser. Tapi ya kok mahal-mahal ya kak. Akhirnya gue menelfon teman gue, si Lenny, yang sepertinya sudah dua kali melakukan renovasi dan membeli isi rumah.

Dia bilang lebih baik gue beli di ruko-ruko samping CCM (eh gue udah ngasih tau kan semua kejadian ini terjadi di Mal kebanggaan bersama warga cibinong, yaitu CCM alias Cibinong Citi Mall).

Pergilah gue ke ruko tersebut yang tidak usah kita sebutkan namanya itu. Gue tanya harga AC yang emang gue incer seperti di Electronic City. Wow memang lebih murah 200k. Maka ku tergerak untuk membelinya.

Namun dengan lihai, si mas-mas salesnya mengajakku berkeliling sejenak untuk melihat-lihat AC merek lainnya.

Memang apa pentingnya di hidupku? ujarku dalam hati saat itu.

Si mas itu dengan passionate nya menjelaskan tentang membeli AC harus dilihat dulu ukuran kamarnya. Mas punya kamar berapa meter?

Ku jawab saja sepertinya 3×4. Wah, itu butuh 1 PK mas biar dingin. Eh mas, 3×3 deh kayanya. Oh, kalau gitu 1/2 PK saja.

Ok kalau begitu saya beli yang 1/2 PK saja ya, Mas.

Eh, sebentar mas. Mas juga harus memperhatikan wattnya. Beli AC itu bisa bikin bocor pengeluaran listrik. Apalagi waktu WFH seperti sekarang yang pasti AC nyala terus (gue mulai kemakan).

Watt rumah mas berapa? tanya masnya kasual. 1200 mas kalo ga salah. Jawab gue ragu.

Nah kalau mas pakai ac yang tadi, wattnya gede mas bisa 600an. Mending beli yang ini, pas nyalain wattnya 400 lalu makin lama makin dipakai jadi 250 watt. Bisa hemat 100 ribu bayar listrik. Kalikan setahun, sudah hemat berapa. Terus mas ini bahannya alumunium tidak plastik. Jadi ga karatan. Coba mas lihat sendiri. (dibuka lah daleman ac tersebut yang gue juga ga ngerti-ngerti amat, tapi gue ngangguk-ngangguk serius aja).

Tenang mas, kita kasih free pasang AC dengan minimal selangnya 4 meter. Dipasang lusa dikirim barang hari ini. Bisa cicil juga mas.

Dan karena kuota gue abis saat itu jadi ga punya waktu buat cek harga di internet, dan kemakan dengan brand promise yang wattnya lebih kecil jadi listrik lebih murah, gue beli lah AC tersebut yang harga belinya 3,600,000. Sudah termasuk gratis pasang dan free ongkir.

Padahal budget awal gue adalah 2,500,000.

Lalu beralih ke dispenser, yang gue pikir budgetnya adalah 1,200,000. Karena again, gue percaya dari awal di AC, gue beli yang harganya 1,900,000. Karena dia bilang pencetannya lebih ga rusak dan garansi 10 tahun. Dan bahannya alumunium.

Maka gue mengeluarkan 5,600,000++ dengan cicilan 6 bulan yang dia buat di blibli.com. Transaksi pun berhasil. Makasih mas-mas penjual ac dan dispenser yang telah membuka informasi baru di hidup gue.

Sampai rumah gue merasa telah melakukan smart choice dan smart buying karena tidak hanya membeli barang yang ramah lingkungan namun juga bagus secara jangka panjang. Wah, investasi bagus nih. Pikir gue saat itu.

Sampai di rumah baru gue yang gitu-gitu aja dan handphone gue akhirnya tersambung wifi. Gue iseng cek harga ac dan dispenser di JD.ID dan shopee. Dan kisanak tau harganya berapa?

AC yang katanya smart itu dan kabelnya yang alumunium itu hanya 2,500,000. Lalu dispenser yang bisa mengeluarkan air sejuk bergaransi sepuluh tahun itu harganya hanya 1,400,000. Dan untuk ongkir mentok di 150,000 beserta sudah gratis pasang AC.

WOW AKU RUGI 1,500,000 DONG??????

LEMES.

Karena niat hati mau murah dan smart. Taunya kena omongan manis sales juga. Hiks.

Dari pengalaman ini gue belajar bahwa:

  1. Jangan terburu-buru untuk membeli barang-barang isian rumah.
  2. Selalu bandingkan dengan toko-toko lain. Baik offline maupun online.
  3. Pastikan sudah terima beres.
  4. Luangkan waktu untuk mempelajari product knowledge nya.
  5. Mau ribet sedikit. Karena dengan ribet sedikit, bisa menyelamatkan jutaan uang kisanak kalau mau pindahan rumah.

Ya kurang lebih seperti itu. Semoga dapat membantu kisanak yang ada rencana buat pindahan rumah atau beli barang-barang elektronik lainnya. Yang pasti pas baca blog post ini pasti akan berujar: YEE ELO AJA EMANG YANG BLOON. Huff aku sedih bahkan dengan isi kepalaku sendiri.

Lalu aku dapat masukan dari temanku seperti ini: (wow mengapa aku tidak bertanya padanya sebelumnya?)

Dan tentu saja aku kena omel saat berkisah pada teman-temanku. Hiks.

Sudahlah. Masih banyak barang-barang yang belum kebeli. Semoga ke depannya bisa dapat yang best deal ya akuh. Doain gaes. Atau kalau kamu ada rekomedasi please kasih di kolom komentar. Atau mau endorse juga boleh loh (ngelunjak ye!).